KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas izinnya makalah yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Verteberata telah selesai kami susun. Guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPA yang dibimbing oleh Bapak Muchammad Nur Arifin, S.Pd.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan pada hewan verteberata. Yang kami harapkan dapat memeberikan
informasi bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Semarang, Oktober 2010
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A.
Latar
Belakang......................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................... 2
C.
Tujuan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
MASALAH...................................................... 3
A. Vertebrata ................................................................................ 3
1.
Pengertian
Hewan Vertebrata............................................ 3
2.
Ciri-ciri
vertebrata............................................................... 3
3.
Subfilum
vertebrata............................................................ 5
B. Reptilia..................................................................................... 9
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Buaya.................................. 9
1.
Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan...................... 9
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan buaya............................. 10
D. Faktor- Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Hewan.............................................................................. 20
1.
Faktor
internal.................................................................... 20
2.
Faktor
eksternal.................................................................. 20
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
................................................................................. 22
B.
Saran
....................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Reptilia tergolong dalam benda hidup, kumpulan hewan,
mempunyai tulang belakang. Ciri-ciri hewan reptilia adalah sebagai berikut:
·
Kulit
bersisik kering
·
Bernapas
melalui berparu
·
Biasanya
bertelur dan telur bercangkang keras
·
Sesetengah
reptilian mempunyai empat kaki dan seetengah tiada kaki
·
Berdarah
sejuk (suhu badan berubah mengikuti suhu persekitaran)
Contoh-contoh
hewan dari keluarga reptilian:
·
Buaya
·
Ular
·
Penyu
Reptilia merupakan hewan berdarah sejuk yang dibagi
kepada empat orderyang masih hidup. Reptilia boleh didapati diseluruh dunia
dari kawasan padang pasir yang kering, dipusat Bandar, sehingga beratus meter
didalam laut. Bagaimanapun reptilia tidak terdapat dikawasan kutub dan puncak
gunung.
Disebabkan reptilia berdarah sejuk, mereka tidak dapat
mengawal suhu badan mereka. Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik atau
berketul yang terdiri dari pada selaput bertulang atas bergading, mempunyai
kaki yang berdekatan tidak mempunyai kaki langsung. Kebanyakan reptilian bertelur
(oviparous), walaupun setengahnya adalah (ovoviviparous), menyimpan telur
didalam perut ibu sehingga menetas.
Telur reptilian mempunyai kuning telur berzat dan kuning
telur yang kukuh seperti kulit. Pengeraman dilakukan dengan menggunakan hara
tanah semasa telur diramkan didalam sarang seperti buaya, atau didalam tanah
seperti penyu. Reptilia tidak mempunyai peringkat larva seperti ampibia. Telur
reptilia juga mempunyai kulit liat dan tidak diselaputi gel. Terdapat 5000-6000
spesies reptilian dalam empat order dan tiga sub-kelas.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan verteberata? Jelaskan dan beri contoh!
2.
Vertebrata
dibagi menjadi lima kelas salah satunya adalah reptilia. Apa yang dimaksud
reptilia dan sebutkan ciri-cirinya!
3.
Class
reptilia dibagi menjadi beberapa ordo salah satunya adalah crocodile.
C.
Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
vertebrata kelas reptilia terutama buaya.
BAB
II
PEMBAHASAN
MASALAH
A.
VERTEBRATA
1.
Pengertian
vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang
belakang. Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum
chordata. Vertebrata dibedakan menjadi:
· Superkelas Agnatha (mempunyai mulut yang tak berahang)
· Superkelas Gnathostomata (mempunyai mulut yang berahang)
2.
Ciri-ciri
vertebrata
a.
Mempunyai
ruas-ruas tulang belakang. Organ ini merupakan perkembangan lanjut dari nortokoda. Sedangkan nortokoda hanya
tampak pada masa embrio.
b.
Mempunyai
cranium (tulang tengkorak), sehingga
vetebrata disebut juga craniata. Cranium
tersebut berfungsi untuk melindungi otak.
c.
Tubuh
simetris bilateral dan menunjukkan adanya alat-alat tubuh yang mengalami
segmentasi.
d.
Kulit
terdiri atas dua lapis, yaitu epidermis
(lapisan luar), dan endodermis
(bagian dalam). Vertebrata yang biasa hidup di air, kulitnya berlendir sedang
yang hidup didarat kulitnya kering, ditumbuhi bulu, rambut, atau sisik.
e.
Rangka
berupa rangka dalam (endoskeleton),
yang umumnya terdiri atas tulang keras, tulang spons dan atau tulang rawan.
Fungsi rangka
untuk:
Ø
Memberi
bentuk tubuh
Ø
Menegakkan
berdirinya tubuh
Ø
Melindungi
organ-organ tubuh yang lemah
Ø
Sebagai
alat gerak pasif
Ø
Sebagai
tempat melekatnya otot rangka
f.
Pada
rangka, melekat otot rangka atau otot seran lintang yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif.
g.
Mempunyai
rongga badan (coelom) yang dibatasi
oleh peritonium (selaput dinding
rongga tubuh). Didalam coelom ini terdapat alat-alat seperti : alat peredaran,
alat pernapasan, alat pencernaan, alat ekskresi, dan alat reproduksi.
h.
Alat
pencernaan (organon digestivum) terdiri
atas seluruh pencernaan. Saluran pencernaan berfungsi untuk melakukan
pencernaan secara mekanis, menyerap zat makanan, membuang sisanya. Sedang
kelenjar pencernaan berfungsi untuk menghasilkan enzim yang penting dalam
pencernaan secara kimiawi (enzimatis).
i.
Alat
pernapasan. Vertebrata yang hidup diair umumnya bernapas dengan insang, sedang
yang hidup didarat (terestrial) umumnya bernapas dengan paru-paru.
j.
Alat
peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas
serambi (atrium) dan bilik (ventrikel). Sedangkan pembuluh darahnya
terdiri atas arteri (pembuluh nadi)
dan vena (pembuluk balik). Peredaran
darah pada vertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran getah bening
yang merupakan peredaran terbuka, dan
peredaran darah yang merupakan peredaran
darah tertutup.
k.
Alat
ekskresi berupa ginjal terdiri atas ginjal kanan dan kiri.
l.
Pada
vertebrata terdapat kelenjar buntu (endoktrin)
yang menghasilkan hormon yang langsung dicurahkan kedarah. Hormon ini berfungsi
untuk mengendalikan pertumbuhan, mengatur proses metabolisme dalam tubuh,
mempengaruhi perkembangan dan proses faal lain.
m.
Susunan
saraf terdiri atas:
Ø
Susunan
saraf pusat yang berupa otak dan sumsum tulang belakang.
Ø Susunan saraf tepi yang terdiri atas 10 – 12 pasang serabut
saraf otak, dan 31 pasang serabut saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang.
n.
Sistem
alat reproduksi terpisah, artinya terdapat jenis jantan dan jenis betina.
Umumnya alat tersebut berpasangan kanan dan kiri, kecuali pada burung betina,
alat reproduksinya yang berkembang hanya yang kiri, sedang yang kanan
mereduksi. Kelenjar kelamin jantan menghasilkan spermatozoa (sel kelamin jantan), sedang kelenjar kelamin betina
menghasilkan ovum (sel telur).
3.
Sub
filum vertebrata
Sub filum vertebrata dibagi menjadi 7 kelas, yaitu:
a.
Agnatha
(vertebrata yang tidak berahang)
b.
Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
c.
Osteichthyes (ikan bertulang sejati)
d.
Amphybia
(hewan yang hidup di dua alam ), golongan katak
e.
Reptilia
(binatang merayap)
f.
Aves
ialah golongan unggas (burung)
g.
Mamalia
ialah golongan hewan yang menyusui
Keterangan:
a.
Kelas
Agnatha
Ø
Bentuknya
seperti ikan, tidak mempunyai rahang, dan tidak bersisik.
Ø
Jantung
mempunyai satu bilik (ventrikel)
Ø
Sirip
tidak berpasangan
Ø
Rangka
tersusun atas tulang rawan. Umumnya bersifat parasit.
Contoh : ikan Lamprey (Petromyzon sp)
ikan Hag Myxine
b.
Kelas
Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
Ø
Rangka
tersusun atas tulang rawan. Telah berahang
Ø Celah insang tampak dari luar dan tidak mempunyai tutup
insang. Mempunyai sisik. Sirip berpasangan.
Ø
Jantung
beruang dua (satu serambi satu bilik)
Ø
Mulut
umumnya terletak agak didaerah ventral dari kepala.
Contoh : ikan
hiu
ikan pari
c.
Kelas
Osteichthyes
Ø
Rangka
tersusun atas tulang sejati
Ø Jantung terdiri atas 1 serambi dan 1 bilik
Ø Celah insang tertutup oleh tutup insang
Ø Tubuh tertutup oleh sisik, yang umumnya terbentuk melalui
proses penulangan (osifikasi). Sisik
ini sekaligus sebagai rangka luar.
Ø Tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor.
Ø Bernapas dengan insang. Poikiloterm yang endoterm, artinya berdarah dingin tetapi tidak
dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Ø Alat geraknya berupa sirip. Kecuali sirip ekor, sirip
punggung dan sirip belakang umumnya berpasangan.
d.
Kelas
Amphibia
Ø
Habitat
di darat, di air maupun di tempat lembab.
Ø Larvanya hidup diair dan bernapas dengan insang. Pada
waktu baru menetas, insangnya berupa insang luar, kemudian berubah menjadi
insang dalam. Dewasanya bernapas dengan paru-paru dan kulit. Paru-paru efektif
pada waktu didarat, sedang kulit efektif pada waktu di dalam air.
Ø Mempunyai dua pasang anggota, tetapi pada beberapa
spesies tidak ditemukan. Yang berkaki umumnya tidak bercakar.
Ø Kulit licin dan mudah dilepas karena dibawahnya terdapat
kelenjar limfe. Pada kulit tidak ditemukan sisik.
Ø Katak dan sebangsanya berdarah dingin (poikiloterm) yang
eksoterm, artinya suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan suhu lingkungan.
Ø Berkembang biak dengan bertelur, serta pembuahannya
terjadi di luar tubuh (fertilisasi eksternal)
Ø
Jantung
beruang tiga, terdiri atas dua serambi satu bilik.
Ø
Dalam
perkembangan hidupnya, katak mengalami metamorfosis.
e.
Kelas
Reptilia
Ø
Sudah
benar-benar beradaptasi dengan kehidupan darat.
Ø Kulitnya kering, bersisik dari zat tanduk dan pada
umumnya tidak mempunyai kelenjar lendir.
Ø Mempunyai dua pasang tungkai yang berkuku. Sedang yang
beradaptasi dengan kehidupan akuatik (air) tungkainya berubah menjadi seperti
sirip.
Ø Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu dua serambi dan dua
bilik. Antara bilik kiri dan kanan belum bersekat sempurna. Sel darah merah
(eritrosit)-nya berinti.
Ø Reptilia berdarah dingin (poikiloterm), dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Ø Reptilia muda maupun yang dewasa bernapas dengan
paru-paru.
Ø Umumnya reptil ovipar (bertelur) dan sebagian lagi ovovivipar dan ada pula yang vivipar. Contoh yang ovivipar adalah
kadal, sedang yang vivipar adalah ular boa. Pembuahannya terjadi didalam tubuh
(fertilisasi internal), dengan alat
kopulasi jantan disebut hemipenis.
f.
Kelas
Aves
Ciri-cirinya :
Ø Umumnya hidup di darat walaupun banyak yang mencari
makanannya di air.
Ø Sisiknya mengalami modifikasi menjadi bulu yang
membungkus tubuhnya. Bangunan sisik yang banyak dijumpai pada reptilia masih
tampak pada Aves, yang terdapat pada
tungkai belakangnya.
Ø Anggota gerak bebas depan berupa sepasang sayap.
Ø Rangka tubuh terdiri atas tulang-tulang yang kuat, dan
umumnya berisi udara.
Ø Berdarah panas dan suhu tetap (homoiotherm). Jantung terdiri atas 4 ruangan, dua serambi dan dua
bilik. Dan antara jantung belahan kanan dan kiri telah bersekat sempurna.
Eritrositnya masih berinti.
Ø Alat pernapasannya berupa paru-paru dan gelembung udara (sacus pneumaticus)
Ø Testis berjumlah sepasang, sedang ovarium hanya satu
tumbuh dengan baik, yaitu ovarium kiri.
Ø Pembuahannya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), mempunyai kuning telur yang besar dan selalu
terbungkus oleh cangkang dari zat kapur yang kuat.
Ø Bentuk paruh dan cakarnya bermacam-macam, sesuai dengan
jenis makanannya serta tempat tinggalnya.
Ø Alat indera burung telah berkembang dengan baik.
Ø Burung mempunyai kemampuan untuk mengerami telurnya dan
memelihara anaknya. Anggota Aves kurang lebih terdiri atas 8.600 spesies,
terbagi atas 27 ordo.
Burung
yang masih hidup sampai zaman ini ada 5.580 spesies, dikelompokkan ke dalam 27
ordo. Lebih dari setengahnya dari seluruh spesies burung itu tergolong dalam satu
ordo, yaitu ordo Passeri formes (burung
petengger).
g.
Mamalia
(binatang menyusui)
Ø Umumnya hidup di darat (terestrial).
Ø Sisik bermodifikasi menjadi rambut.
Ø Pada kulitnya terdapat kelenjar keringat, kelenjar
minyak, dan kelenjar bau.
Ø Bagi yang hidup di darat, anggota gerak bebas berupa kaki
dan atau tangan.
Bentuk
kaki disesuaikan dengan fungsinya.
B.
REPTILIA
Reptilia
(dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari
zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan.
Ciri-ciri
Reptilia:
Ø
Anggota
tubuh berjari lima.
Ø
Bernapas
dengan paru-paru.
Ø
Jantung
beruang tiga atau empat.
Ø
Menggunakan
energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya (eksoterm)
Ø
Fertilisasi
internal.
Ø Menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur
amniotik bercangkang. Contoh: buaya, kadal, ular.
C.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BUAYA
1.
Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah atau ukuran sel.
Bersifat irrevesibel atau tak dapat kembali seperti semula. Dapat di ukur atau
dinyatakan dalam angka dengan grafik (bersifat kuantitatif). Perkembangan
adalah proses menuju tingkat kedewasaan atau pematangan, tidak dapat di ukur
atau hanya dapat diamati (kualitatif).
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan buaya
Buaya mempunyai tubuh yang panjang, berkulit tebal,
berkaki pendek, dan ekor panjang yang kuat. Biasanya lebih panjang dibandingkan
dengan badannya. Buaya mempunyai mocong yang panjang dilengkapi gigi yang kuat
dan tajam untuk menangkap mangsa. Gigi buaya berjumlah 30 – 40 buah pada setiap
rahang dan akan tampak bersambung ketika mulutnya tertutup.
Umumnya buaya menghuni habitat perairan tawar seperti
sungai, danau, rawa, dan lahan basah. Makanan buaya adalah hewan-hewan
bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil, dan mamalia. Terkadang juga
moluska dan krustasea, tergantung pada spesiesnya.
Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat
agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Dimusim
bertelur buaya amat menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina
umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundungan tanah
atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemidian
menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.


Umur reptilia cukup panjang. Penyu dan kura-kura umumnya
dapat hidup 20 – 100 tahun. Buaya dan ular besar dapat hidup 25 – 40 tahun,
ular kecil sampai 20 tahun. Beberapa jenis reptilia memakan jenis-jenis
reptilia lainnya, misalnya ular raja dan ular kepala perunggu makan ular
lainnya. Burung gagak, burung rajawali makan reptil kecil. Beberapa jenis
mamalia antara lain rakun, rubah, koyota makan reptil. Tupai tanah makan
bengkarung. Ular dan bengkarung berguna bagi manusia karena makan hewan
pengerat dan insekta hama tanaman. Tetapi ada juga ular yang makan telur
burung-burung. Manusia makan daging penyu dan kura-kura.
a.
Reproduksi
pada buaya
Jantan :
·
Memiliki
alat kelamin khusus : HEMIPENIS
·
Sepasang
testis berfungsi sebagai penghasil spermatozoa.
·
Memiliki
epididimis
·
Memiliki
vas deferens yang berfungsi sebagai saluran tempat keluarnya spermatozoa dari
testis keluar tubuh
·
Kloaka
Betina :
·
Memiliki
sepasang ovarium sebagai penghasil sel ovum
·
Memiliki
saluran telur (oviduk) yang berfungsi sebagai saluran tempat keluarnya sel telur
dari ovarium keluar tubuh melalui kloaka.
·
Kloaka
adalah muara dari tiga saluran, yaitu saluran kencing, saluran pencernaan, dan
saluran kelamin yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran spermatozoa keluar
tubuh.
Buaya melakukan perkembangbiakan secara kawin dan
pembuahannya berlangsung dalam tubuh induk betinanya. Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada buaya adalah sebagai berikut :
1)
Bertemunya
ovum dan sel sperma sehingga membentuk zigot. Buaya betina menghasilkan ovum
didalam ovarium. Ovarium kemudian bergerak disepanjang oviduk menuju kloaka.
Buaya jantan menghasilkan sperma didalam testis. Sperma akan bergerak
disepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epidermis.
Dari epidermis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir dihemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik. Pada saat mengadakan kopulasi hanya satu hemipenis saja yang
dimasukkan kedalam saluran kelamin betina.
2)
Zigot
mengalami pembentukan mitosis melalui beberapa fase, yaitu:
a)
Morula
(terdiri dari 8 sel)
b)
Blastula
(terdiri dari 16 sel)
c)
Gastrula
(tediri dari 32 sel)
3)
Setelah
melalui 3 fase tersebut akan terbentuk embrio.
4)
Ovum
yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang tahan air.
“ SKEMA SPERMATOGENESIS PADA
BUAYA”
![]() |
♂
Spermatogonium
Mitosis
Spermatosit
primer
2n
Meiosis
I
Spermatosit Spermatosit
Sekunder
(n) sekunder
(n)
Meiosis II
Spermatid (n) Spermatid (n) Spermatid (n) Spermatid (n)
Sperma
Sperma Sperma Sperma
“SKEMA OOGENESIS PADA BUAYA”

Oogonium
(2n)
![]() |

Oosit
primer


Meiosis
I


Oosit sekunder Badan
polar I








Ootid Badan polar Badan polar Badan polar





v
X
: ovum yang tak potensial.
b.
Jenis
kelamin pada buaya
Embrio
buaya tidak mempunyai kromosom seksual yaitu kromosom yang menentukan jenis
kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin
buaya tidak ditentukan secara genetik. Jenis kelamin buaya ditentukan oleh suhu
pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara , suhu
sekitar 31,6 OC akan menghasilkan buaya jantan. Sedikit lebih rendah
atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa
pengeraman telur adalah sekitar 80 hari.
c.
Umur
buaya
Tidak
ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya. Selain dengan mengetahui
waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa teknik yang telah
dikembangkan.
Metode
yang paling umum digunakan untuk menaksir umur buaya ialah dengan menghitung
lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan
adanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan
musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun.
Dengan
tetap mengingat peluang ketidaktepatan metode ini, buaya yang tertua
kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara diperkirakan dapat hidup
rata-rata hingga 70 tahun dan sedikit individu yang terbukti melebihi umur 100
tahun.
d.
Karakteristik
eksternal
Tubuh
terbagi menjadi kepala,leher, badan, ekor. Kaki dengan jari yang bercakar kuat.
Mulut panjang. Dua lubang hidung pada ujung moncongnya. Mata besar lateral,
mempunyai kelopak mata atas dan bawah. Membran niktitans tembus cahaya. Lubang
telinga tertutup oleh lipatan kulit. Anus merupakan celah longitudinal di
belakang pangkal kaki belakang. Kulit dengan lempeng-lempeng berzattanduk,
tersusun membujur tubuh. Yang dewasa eksoskeletonnya berupa papan-papan dermal.
Buaya mempunyai 3 pasang kelenjar kasturi
(musk glands) yang terletak di sisi kepala, dalam mulut, dan dalam kloaka.
![]() |
||
![]() |
e.
Morfologi
dan fisiologi sistem organ
Sistem
skeleton
Tengkorak dengan moncong kuat. Rahang bawah bersendi pada
tulang kuadrat dengan tulang kepala. Kranium dengan tulang langit-langit yang
keras, dan diatas langit-langit terdapat saluran udara. Kolumna vertebralis
dengan 5 tipe bertebrae: 9 servikal, 10 toraks, 5 lumbral, 2 sakral, dan
kira-kira 39 kaudal. Pada vertebrae servikal ada rusuk-rusuk pendek, bebas.
Vertebrae torakal dan sternum dihubungkan oleh rusuk dada. Antara sternum dan
tulang pubik terdapat 7 pasang rusuk abdominal berbentuk huruf V.
Sistem
otot
Dibanding dengan katak, sistem otot buaya itu lebih
rumit, karena gerakannya lebih kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan kaki
tumbuh baik, walaupun kurang jika dibandingkan pada mammalia. Segmentasi otot
jelas pada kolumna vertebralis dan rusuk.
Sistem
pencernaan
Mulut lebar dengan gigi kuat untuk menerkam dan memutar
mangsanya. Lidah pipih tidak dapat dijulurkan. Dibelakang pangkal lidah
terdapat lipatan transversal yang
jika tertekan akan menutup lubang faring. Ini berarti, didalam air buaya dapat
membuka mulutnya tetapi tidak memungkinkan air masuk ke dalam paru-paru. Dari
faring terus ke esofagus, lambung (dengan bagian fundus dan pilorus), terus ke
usus halus, rektum yang besar, kemudian ke kloaka dan anus. Mempunyai hati, dan
pankreas dengan saluran keusus halus. Kloaka digunakan untuk membuang sisa
pencernaan, ekskret, dan reproduksi.
Sistem
sirkulasi
Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 serambi dan 2
bilik. Bilik terpisah secara sempurna menjadi 2 bagian. Darah dari sinus
venosus ke serambi kanan, bilik kanan, arteri paru-paru (2), vena paru-paru
(2), terus keserambi kiri, dan bilik kiri. Dari bilik kiri keluar sepasang
lengkung aorta. Satu kedorsal kemudian menjadi arteri karotis dan memberi darah
ke kepala, leher dan kaki depan. Yang lainnya terus ke aorta dorsal dan memberi darah untuk rongga tubuh dan kaki
belakang serta ekor darah vena dari kepala, leher, dan kaki depan terkumpul
dalam vena cava anterior. Darah dari
ginjal dan alat reproduksi terkumpul dalam vena
cava posterior. Darah dari saluran pencernaan terkumpul dalam vena hepatis terus kehati. Vena epigastrica menerima darah vena
dari kaki belakang, ekor dan rongga tubuh. Semua darah vena terkumpul dalam
sinus venosus.
Sistem
respirasi
Udara masuk melalui lubang hidung, menuju kehidung dalam
(dibelakang velum), melalui glottis (dalam faring) tempat terdapat pita suara, menuju ke trakea, kemudian
bronki yang bercabang dua masing-masing ke paru-paru.
Sistem
ekskresi
Ginjal dua buah, pipih. Ada ureter dan bermuara di
samping kloaka.
Sistem
saraf dan sensori
Otak dengan 2 lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikrus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke
korda saraf. Dibawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan saraf optikus, infundibulum, dan hipofisis.
Terdapat 12 pasang saraf kranial. Pasangan-pasangan saraf spinal menuju ke
somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat
organ pembau pada rogga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya
seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit,
dengan membran timpani. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular untuk
mendengar. Dari ruang timpani ada saluran Eustachius
dan bemuara dalam faring dibelakang hidung dalam.
D.
FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN
1.
Faktor
internal
a.
Gen
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan oleh
induk. Gen akan mengendalikan dan menentukan pola dasar pertumbuhan dan
perkembangan dari suatu organisme. Misalnya : tulang, ciri-ciri, sifat, dll.
b.
Hormon
Hormon yang memiliki pengaruh utama terhadap pertumbuhan
hewan adalah hormon pertumbuhan (somatotrop)
2.
Faktor
eksternal
a.
Makanan
Salah satu ciri makhluk adalah memerlukan makanan. Fungsi
makanan yang paling utama adalah sebagai pembangun tubuh dan sumber energi. Zat
makanan yang berperan paling besar dalam pertumbuhan adalah protein.
b.
Air
Air merupakan pelarut dan menjadi media untuk terjadinya
reaksi kimia didalam tubuh buaya. Reaksi-reaksi kimia bertujuan untuk menghasilkan
energi.
c.
Aktivitas
Aktivitas dalam waktu lama bertahun-tahun akan
berpengaruh terhadap struktur, tulang dan otot.
d.
Cahaya
matahari
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buaya merupakan hewan vertebrata dari kelas reptilia.
Buaya adalah hewan bertubuh besar yang hidup di air dan berdarah dingin.
Pada musim kawin buaya menjadi agresif dan mudah
menyerang manusia/ hewan lainyang mendekat. Induk buaya umumnya menyimpan
telur-telurnya dibawah gundukan tanah/ pasir.
Embrio buaya tidak mempunyai kromosom seksual.jenis
kelamin ditentukan oleh suhu pengeraman. Suhu sekitar 31,6 oC akan
menghasilkan buaya jantan. Sedangkan suhu sedikit lebih rendah dan sedikit
lebih tinggi akan menghasilkan buaya betina. Waktu pengeraman 60-80 hari.
Kita dapat mengetahui umur buaya dengan menghitung
lingkaran tubuh pada tulang dan gigi buaya. Umur buaya sangat panjang. Buaya
dapat hidup 25 – 100 tahun. Buaya memiliki panjang tubuh dari 5 meter dengan
berat 125-1.200 kg.
B. Saran
1.
Memperbanyak
buku referensi pertumbuhan dan perkembangan buaya.
2.
Mempelajari
tentang pertumbuhan dan perkembangan hewan melalui kehidupan sehari-hari.
3.
Menjaga
kelestarian budaya agar tidak punah.
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Campbell, Reece dan Mitchel. 2000. Biologi “Perkembangan Hewan”. Jakarta : Erlangga.
Holstvoogd, Delsman. 1953. Buku Ilmu Binatang. Jakarta : J.B.Wolters.
Kadaryanto, dkk. 2002. Kajian dan Terapan Biologi “Perkembangan pada Hewan”. Jakarta :
Yudistira.
Kimbal, J.W. 1999. Biologi
Jilid 3 Cetakan ke-3. Jakarta : Erlangga.
Sumarjito. 2008. Biologi
untuk SMA Kelas XII IPA. Yogyakarta : Primaga.
Ville, Cinude. A, dkk.1999. Biologi Umum. Cilacap – Jakarta : Erlangga.