Monday 30 April 2012

makalah penggunaan morfem


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

      Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). 
Tiga macam proses morfologis, yaitu pertama, bergabungnya morfem bebas dengan morfem terikat disebut afiksasi. Kedua, Pengulangan morfem bebas disebut reduplikasi, dan ketiga, bergabungnya morfem bebas dengan morfem bebas disebut pemajemukan. Pada proses yang pertama menghasilkan kata berimbuhan, yang kedua menghasilkan kata ulang, dan yang ketiga menghasilkan kata majemuk.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.

Macam-Macam Imbuhan (afiks)
·      Awalan (prefiks/ prefix)
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak diawal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.


·      Akhiran (sufiks/ sufix) 
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata
Sisipan (infiks /infix) Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in. 

1.2    RUMUSAN MASALAH

Dari rumusan yang disampaikan dalam latar belakang diatas ,dapat dirumuskan beberapa permasalahan.
·       Apa pengertian dari imbuhan?
·      Sebutkan macam-macam imbuhan?
·      Apa fungsi imbuhan?

1.3    TUJUAN

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan diatas,ada beberapa yang ingin dicapai penulis.
Ø Untuk mengetahui fungsi dari awalan se,-ke,dan akhiran –kan.
Ø  Untuk mengetahi makna dari awalan se,-ke, dan akhiran –kan serta aturan pakainya.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Morfem
Morfem adalah  bentuk bahasa ( bentuk linguistik) yang mempunyai makna baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). 
2.2      Macam-macam morfem
v   Prefiks Se-
. Awalan Se-
 Awalan Se-  tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya. Fungsi awalan Se-  adalah membentuk kata keterangan. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya,antara lain menyatakan:
1.    Seluruh atau segenap
2.    Sebanding,sama,serupa,atau seperti
3.    Sama waktu atau pada waktu
4.    Sebarapa,sebanyak,atau sesuai


a.    Bentuk : Prefiks se-  tidak pernah mengalami perubahan bentuk ketika melekat pada morfem lain.
Contoh:
Ø  se + asal = seasal
Ø  se + ibu = seibu
Ø  se + usia = seusia
Ø  se + orang = seorang
Ø  se + ekor = seekor
Ø  se + buah = sebuah
Ø  se + cuil = secuil
Ø  se + kamar = sekamar
Ø  se + luas = seluas
Ø  se + mobil = semobil

b.    Fungsi prefiks se-
1.                  Prefiks se- mengubah jenis kata.
Contoh :
Ø  lalu              selalu               (kata keterangan)
Ø  sudah                      sesudah           (kata sambung)
Ø  mata                        semata-mata    (kata keterangan)
Ø  waktu                      sewaktu           (kata sambung)
2.      Jika melekat pada kata sifat prefiks se- tidak mengubah jenis kata.
Contoh :
Ø  lunak                       selunak
Ø  keras                       sekeras
Ø  besar                       sebesar
Ø  dingin                     sedingin
Ø  tinggi                      setinggi
c.    Nosi prefiks se-
1.        Jika bentuk dasarnya kata sifat, prefiks se- bernosi : seperti/sama.
Contoh :
Ø  sepanas       : sama panasnya dengan
Ø  sesunyi        : sunyinya seperti
Ø  seramai        : ramainya seperti
Ø  setinggi       : tingginya sama dengan
Ø  sebodoh      : sama bodohnya dengan
2.        Jika bentuk dasarnya kata kerja maka nosi prefiks se- ialah : baru saja/segera sesudah.

Contoh :
Ø setiba                      : segera sesudah tiba
Ø sepulang      : baru saja pulang
Ø seusai                      : segera sesudah usai
Ø seberangkat : baru saja berangkat

3.      Jika bentuk dasarnya kata benda,nosi prefiks se- ialah :
a.    Sama dengan
Contoh:
        @ selangit           @segunung                 @sebukit
        @segudang         @sekeliling                 @sebahu
        @sehasta             @setumit                     @selaut
b.    Satu
Contoh:
@serumah                   @sepelaminan             @seasal
@sekamar                    @seayah                      @seibu
@sekampung   @sedesa                      @sekota
c.    Seluruh/semua
Contoh:
@sejagad                     @sekecamatan
@sedunia                    @sekabupaten
@sejawa                      @sekota

Catatan: Penulisan se- diikuti oleh kata berfonem awal dengan huruf capital ditulis dengan memberi tanda hubung sebagai berikut:
# sesurabaya    : se-Surabaya
#seindonesia    : se-Indonesia
#se RT/se Rw  : se-RT/se-RW
·      Aturan pengimbuhannya adalah:
1.Untuk mendapatkan makna ‘satu’ awalan Se- harus diimbuhkan pada kata benda dan kata-kata yang   menyatakan satuan ukuran.
   Contoh:      -   Ibu membeli sebotol  kecap
                          Sebotol  artinya ‘satu botol’
-       Berapa harga bensin seliter?
     Seliter artinya ‘satu liter’

·      Untuk mendapatkan makna ‘satu’ awalan Se-  dapat juga diimbuhkan pada:
a.kata benda jadian.
    Contoh:             -      Saya sekesatuan dengan beliau ketika revolusi.
                                       Sekesatuan artinya ‘satu kesatuan’
-                   Orang-orang yang sealiran lebih mudah bekerja  sama.
Sealiran artinya ‘satu aliran’
b.kata bilangan yang sudah diberi awalan PER-
    Contoh:               -    Saya mendapat seperlima bagian.
 Seperlima artinya ‘satu dibagi lima’
-              Sepertiga penduduk dunia tinggal di Asia.
Sepertiga artinya ‘satu dibagi tiga’
2. Untuk mendapatkan makna ‘seluruh atau segenap’ awalan Se-  harus diimbuhkan pada kata benda.
 Contoh:                      -   Rapat kerja gubernur se-Indonesia.
Se-Indonesia artinya ‘seluruh Indonesia’
-       Penduduk sedesa itu kena penyakit demam berdarah.
Sedesa artinya ‘seluruh desa




v   Prefiks ke-
Awalan Ke- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya.
Dalam hal ini perlu diperhatikan adanya awalan Ke- dan kata depan Ke. Kalau awalan Ke- ditulis dan dilafalkan tidak serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya Ke- pada conton pertama di bawah ini adalah awalan sedangkan contoh yang kedua adalah kata depan.

-    Ayah keluar sejak pagi.
-    Ibu pergi ke pasar
a.       Bentuk : prefiks ke- sering dikacaukan dengan preposisi ke-,keduanya berbeda. Prefiks ke- tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Karena tidak sama dengan preposisi (kata depan) maka penulisan terhadap kata yang dilekati harus dirangkai.
Contoh:

Ke- sebagai prefiks
Ke- sebagai preposisi
Seharusnya
bukan
seharusnya
Bukan
Ketua
Ke tua
Ke sana
Kesana
Kekasih
Ke kasih
Ke situ
Kesitu
Kedua
Ke dua
Ke depan
Kedepan
Kelima
Ke lima
Ke kota
kekota
Ketiga belas
Ke tigabelas
Ke samping
Kesamping
Ketahui
Ke tahui
Ke Surabaya
keSurabaya

b.      Fungsi prefiks ke-
1.      Prefiks ke- membentuk kata benda dari kata yang bukan berasal dari kata benda. Peranan prefiks ke- dalam hal ini sangat terbatas hanya pada bebeapa kata saja.
Contoh:
*ke + kasih        = kekasih
*ke + tua            = ketua
*ke + hendak     = kehendak
Menurut pengamatan penulis hingga sekarang belum ditemukan lagi fungsi ke- seperti pada contoh tadi,selain hanya tiga bentuk di atas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prefiks ke- sebagai afiks asli tidak produktif/improduktif.

2.      Jika bentuk dasarnya termasuk kata bilangan maka prefiks ke- tidak mengubah jenis kata.
Contoh:
@satu + ke        = kesatu
@lima + ke        = kelima
@seratus + ke    = keseratus
@seribu + ke     = keseribu
               (bilangan bertingkat)
A.      Nosi Prefiks Ke-
1.      Pada kata benda : ketua,kekasih,dan kehendak nosi prefiks ke- ialah: yang di.
Contoh:
#kekasih : yang dikasihi
#ketua    : yang dianggap tua atau yang dituakan
#kehendak         : yang dihendaki
2.      Jika bentuk dasarnya kata bilangan,maka nosi prefiks ke- adalah: tingkah/tahapan/urutan.
Contoh:
#kesatu  = tingkat pertama (tingkat I)
#kedua   = tingkat dua (tingkat II)
#kelima  = tingkat lima (tingkat V)
Catatan:
Penulisan bilangan tingkat dengan mempergunakan bilangan/angka romawi tidak lagi mempergunakan imbuhan ke-.


3.      Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka nosi prefiks ke- ialah: kelompok/kumpulan.
Contoh:
@kelima penjahat itu tertangkap
@keduanya anak Surabaya
@ketiga-tiganya ditahan di Polres hari ini
Makna awalan ke- sebagai berikut:
a)      Menyatakan jumlah atau kumpulan
Contoh:
1.      Ketiga buku itu adalah trilogy novel karya Ahmad Tohari.
Ketiga=jumlah tiga
2.      Seratus orang itu akan diberangkatkan ke Aceh sebagai sukarelawan.
Keseratus=jumlah seratus
b)      Menyatakan urutan atau tingkat
Contoh:
1.      Kantor ayahku terletak di lantai ketiga Gedung Merdeka.
Ketiga:urutan nomor tiga
2.      Ialah orang keseratus yang mendaftarkan diri dalam lomba itu.
Keseratus:urutan nomor seratus
c)      Menyatakan yang di….
Contoh:
1.    Fajar Amantara menjadi ketua OSIS Periode 2005-2006.
    Ketua=yang dituakan
2.    Akhirnya pemeran utama sinetron remaja itu menjadi sepasang kekasih.
     Kekasih=yang dikasihi
3.    Turutilah kehendak orang tuamu selagi kamu dapat memenuhinya.
    Kehendak=yang dikehendaki
    Awalan yang berfungsi membentuk kata benda yang bermakna “yang di…”hanya terdapat pada tiga kata,yaitu ketua,kekasih dan kehendak.
    Aturan pengimbuhannya adalah:
1.Untuk menyatakan arti ‘tingkat’ awalan Ke- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama; dan    letaknya sesudah kata benda yang diterangkannya.
Contoh:           - Amir duduk di kursi ketiga dari depan.
Ketiga artinya ‘(kursi) yang letaknya pada deretan nomor tiga (dari depan)’
-Dia tinggal di rumah keempat dari simpang jalan. Keempat artinya ‘(rumah) yang   terletak pada nomor empat (dari simpang jalan)’
2.Untuk menyatakan makna ‘himpunan atau kumpulan’ awalan Ke- harus diimbuhkan pada kata    bilangan utama; dan letaknya di muka kata benda yang diterangkannya.
Contoh:                -Kedua orang itu teman saya
                                                   -Kedua artinya ‘himpunan yang terdiri dari dua (orang)’
      -Ketiga korban akhirnya meninggal di rumah sakit.
                             Ketiga artinya ‘himpunan yang terdiri dari tiga (orang).
3.Untuk menyatakan ‘kena atau tidak sengaja’ awalan Ke-  harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh:             -   Ayah ketipu sejuta rupiah.
                                                    Ketipu artinya ‘kena tipu’
-       Ada orang ketabrak mobil tadi pagi.
Ketabrak artinya ‘tidak sengaja kena tabrak’

Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk.

v . Verba bersufiks –kan
Dalam prosesnya,sufiks –kan bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal(stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.


A.      Bentuk: bentuknya tidak berubah, di mana-mana tetap –kan
Verba bersufiks –kan digunakan dalam:
1.    Kalimat imperatif
Contoh: -Lemparkan bola itu ke sini!
-Tuliskan namamu disini
-Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.    Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba,dan subjeknya menjadi sasaran tindakan
Contoh: -Rumah itu baru
-Jembatan itu akan mereka robohkan
-Tugas itu belum saya laksanakan
3.    Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku +   verba
     Contoh: -Uang yang baru kami terima sudah habis lagi
  -Kami melewati daerah yang sudah mereka amankan
Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal:
a.              Jadikan
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna(+ keadaan) atau (+sifat khas)
Contoh:-tenangkan → jadikan tenang
 -putuskan   → jadikan putus
 -hutankan   → jadikan hutan
 -damaikan  → jadikan damai
 -satukan     → jadikan satu
b.             Jadikan berada di
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna(+ tempat) atau (+ arah)
Contoh:-pinggirkan     → jadikan berada di pinggir
 -daratkan        → jadikan berada di darat
 -ketengahkan → jadikan berad di tengah
 -tempatkan    → jadikan berada di tempat
 -gudangkan    → jadikan berada di gudang
c.              Lakukan untuk orang lain
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran)
Contoh:-bukakan   → lakukan buka(untuk orang lain) 
 -ambilkan  → lakukan ambil(untuk orang lain)
 -bacakan    → lakukan baca(untuk orang lain)
d.             Lakukan akan
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran)
Contoh:-lemparkan → lakukan lempar akan
 -hindarkan  → lakukan hindar akan
 -hapuskan   → lakukan hapus akan
 -kabulkan    → lakukan kabul akan
 -lompatkan → lakukan lompat akan
e.              Bawa masuk ke
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna(+ ruang)
Contoh:-asramakan → bawa masuk ke asrama
 -gudangkan → bawa masuk ke gudang
 -rumahkan  → bawa masuk ke rumah
 -petikan       → bawa masuk ke peti
a.       Fungsi akhiran –Kan
Membentuk kata kerja transitif,yang dapat digunakan di dalam:
1.kalimat perintah
 Contoh: -Gunakan bahasa Inndonesia yang baik dan benar!
-Cepat padamkan api itu!




2.kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja,dan subjek menjadi sasaran     perbuatan.
Contoh: -Sungai  itu akan       kami          lebarkan
                                           (aspek)   (pelaku)    (kata kerja)
                       -Surat itu   sudah      saya               sampaikan
                                          (aspek)     (pelaku)        (kata kerja)
3.keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang + (aspek)+pelaku+kata  kerja.

Contoh: -Jembatan yang baru kami dirikan dihancurkan banjir.
  -Kami melewati daerah yang sudah mereka aman
b.      Arti:macam-macam bidang arti yang dapat didukung oleh sufiks –kan adalah:
·           Menyatakan kausatif: pengertian kausatif berarti membuat,menyebabkan sesuatu:menerbangkan,melemparkan,menyebabkan,mengandangkan,mengemukakan,menyakitkan,membesarkan,merajakan,membukukan dll.
·           Suatu variasi dari arti kausatif adalah menggunakan sebagai alat,atau membuat dengan,misalnya:menikamkan tombak,memukulkan tongkat
·           Menyatakan benefaktif,atau membuat untuk orang lain:
      Membelikan = membeli untuk
     Meminjamkan = meminjam untuk
·           Ada pula sufiks –kan yang sebenarnya merupakan ringkasan dari kata tugas akan misalnya:
Sayangkan         = sayang akan
Mengharapkan     = mengharap akan
Kasihkan            = kasih akan
Sadarkan           = sadar akan





BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Morfem adalah  bentuk bahasa ( bentuk linguistik) yang mempunyai makna baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata.
Awalan Se-  tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya.
Awalan Ke- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya.
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk.
Dalam prosesnya,sufiks –kan bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal(stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.
3.2 SARAN
Ø Memperbanyak buku referensi tentang morfem.
Ø  Apabila ada kesulitan dalam mempelajari morfem ANDA bisa menanyakan pada dosen.
Ø Memahami secara mendalam tentang morfem.






DAFTAR PUSTAKA

·                Chaer, Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia.Rineka Cipta:Jakarta.
·                Yasin, Sulchan.1987.Tinjauan Deskritif Seputar Morfologi.Usaha Nasional:Surabaya.
·                Chaer,Abdul.2006.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Rineka Cipta:Jakarta.
·                Keraf,Gorys.1982.Tata Bahasa Indonesia.Nusa Indah:Jakarta.

0 comments:

Post a Comment

 
;