BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imbuhan
(afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur
langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem
menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai
arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan
prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).
Tiga
macam proses morfologis, yaitu pertama, bergabungnya morfem bebas dengan morfem
terikat disebut afiksasi. Kedua, Pengulangan morfem bebas disebut reduplikasi,
dan ketiga, bergabungnya morfem bebas dengan morfem bebas disebut pemajemukan.
Pada proses yang pertama menghasilkan kata berimbuhan, yang kedua menghasilkan
kata ulang, dan yang ketiga menghasilkan kata majemuk.
Pada
umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks),
sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber
lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,
sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi
afiks.
Macam-Macam Imbuhan
(afiks)
· Awalan (prefiks/ prefix)
Awalan
(prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak diawal kata. Proses awalan
(prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan
bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua
macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun
dari bahasa asing.
· Akhiran (sufiks/
sufix)
Akhiran
(sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata
Sisipan (infiks /infix) Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
Sisipan (infiks /infix) Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Dari
rumusan yang disampaikan dalam latar belakang diatas ,dapat dirumuskan beberapa
permasalahan.
·
Apa
pengertian dari imbuhan?
·
Sebutkan macam-macam imbuhan?
·
Apa fungsi imbuhan?
1.3 TUJUAN
Dari
latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan diatas,ada beberapa yang
ingin dicapai penulis.
Ø Untuk mengetahui fungsi dari awalan se,-ke,dan
akhiran –kan.
Ø Untuk mengetahi makna dari awalan se,-ke,
dan akhiran –kan
serta aturan pakainya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Morfem
Morfem
adalah bentuk bahasa ( bentuk
linguistik) yang mempunyai makna baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Imbuhan (afiks) adalah
suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang
bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata
kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih
lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya
sendiri di sebut afiksasi (affixation).
2.2 Macam-macam morfem
v Prefiks Se-
. Awalan Se-
Awalan Se-
tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya. Fungsi awalan Se- adalah membentuk kata keterangan. Sedangkan
makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya,antara lain menyatakan:
1. Seluruh
atau segenap
2. Sebanding,sama,serupa,atau
seperti
3. Sama
waktu atau pada waktu
4. Sebarapa,sebanyak,atau
sesuai
a. Bentuk
: Prefiks se- tidak pernah mengalami
perubahan bentuk ketika melekat pada morfem lain.
Contoh:
Ø se
+ asal = seasal
Ø se
+ ibu = seibu
Ø se
+ usia = seusia
Ø se
+ orang = seorang
Ø se
+ ekor = seekor
Ø se
+ buah = sebuah
Ø se
+ cuil = secuil
Ø se
+ kamar = sekamar
Ø se
+ luas = seluas
Ø se
+ mobil = semobil
b. Fungsi
prefiks se-
1.
Prefiks se- mengubah jenis kata.
Contoh :
Ø lalu selalu (kata keterangan)
Ø sudah sesudah (kata sambung)
Ø mata semata-mata (kata keterangan)
Ø waktu sewaktu (kata sambung)
2.
Jika melekat pada kata sifat
prefiks se- tidak mengubah jenis
kata.
Contoh :
Ø lunak selunak
Ø keras sekeras
Ø besar sebesar
Ø dingin sedingin
Ø tinggi setinggi
c. Nosi
prefiks se-
1.
Jika bentuk dasarnya kata sifat, prefiks
se- bernosi : seperti/sama.
Contoh :
Ø sepanas : sama panasnya dengan
Ø sesunyi : sunyinya seperti
Ø seramai : ramainya seperti
Ø setinggi : tingginya sama dengan
Ø sebodoh : sama bodohnya dengan
2.
Jika bentuk dasarnya kata kerja maka
nosi prefiks se- ialah : baru
saja/segera sesudah.
Contoh
:
Ø setiba : segera sesudah tiba
Ø sepulang : baru saja pulang
Ø seusai : segera sesudah usai
Ø seberangkat : baru saja berangkat
3. Jika
bentuk dasarnya kata benda,nosi prefiks se- ialah :
a. Sama
dengan
Contoh:
@
selangit @segunung @sebukit
@segudang @sekeliling @sebahu
@sehasta @setumit @selaut
b. Satu
Contoh:
@serumah @sepelaminan @seasal
@sekamar @seayah @seibu
@sekampung @sedesa @sekota
c. Seluruh/semua
Contoh:
@sejagad @sekecamatan
@sedunia @sekabupaten
@sejawa @sekota
Catatan:
Penulisan se- diikuti oleh kata berfonem awal dengan huruf capital ditulis
dengan memberi tanda hubung sebagai berikut:
#
sesurabaya : se-Surabaya
#seindonesia : se-Indonesia
#se
RT/se Rw : se-RT/se-RW
· Aturan
pengimbuhannya adalah:
1.Untuk
mendapatkan makna ‘satu’ awalan Se- harus diimbuhkan pada kata benda dan
kata-kata yang menyatakan satuan
ukuran.
Contoh: - Ibu membeli sebotol kecap
Sebotol artinya ‘satu botol’
- Berapa
harga bensin seliter?
Seliter artinya ‘satu
liter’
· Untuk
mendapatkan makna ‘satu’ awalan Se-
dapat juga diimbuhkan pada:
a.kata
benda jadian.
Contoh: - Saya sekesatuan
dengan beliau ketika revolusi.
Sekesatuan
artinya ‘satu kesatuan’
-
Orang-orang
yang sealiran lebih mudah bekerja sama.
Sealiran
artinya
‘satu aliran’
b.kata
bilangan yang sudah diberi awalan PER-
Contoh: - Saya
mendapat seperlima bagian.
Seperlima artinya ‘satu
dibagi lima’
-
Sepertiga penduduk dunia
tinggal di Asia.
Sepertiga artinya
‘satu dibagi tiga’
2.
Untuk mendapatkan makna ‘seluruh atau segenap’ awalan Se- harus diimbuhkan pada kata benda.
Contoh:
- Rapat kerja gubernur se-Indonesia.
Se-Indonesia
artinya
‘seluruh Indonesia’
-
Penduduk sedesa itu kena penyakit demam berdarah.
Sedesa
artinya
‘seluruh desa
v Prefiks
ke-
Awalan
Ke- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya.
Dalam
hal ini perlu diperhatikan adanya awalan Ke- dan kata depan Ke. Kalau awalan
Ke- ditulis dan dilafalkan tidak serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya Ke- pada conton pertama di bawah ini adalah awalan sedangkan contoh
yang kedua adalah kata depan.
- Ayah keluar sejak pagi.
- Ibu pergi ke pasar
a.
Bentuk : prefiks ke- sering dikacaukan
dengan preposisi ke-,keduanya berbeda. Prefiks ke- tidak pernah mengalami
perubahan bentuk. Karena tidak sama dengan preposisi (kata depan) maka
penulisan terhadap kata yang dilekati harus dirangkai.
Contoh:
Ke-
sebagai prefiks
|
Ke-
sebagai preposisi
|
||
Seharusnya
|
bukan
|
seharusnya
|
Bukan
|
Ketua
|
Ke
tua
|
Ke
sana
|
Kesana
|
Kekasih
|
Ke
kasih
|
Ke
situ
|
Kesitu
|
Kedua
|
Ke
dua
|
Ke
depan
|
Kedepan
|
Kelima
|
Ke
lima
|
Ke
kota
|
kekota
|
Ketiga
belas
|
Ke
tigabelas
|
Ke
samping
|
Kesamping
|
Ketahui
|
Ke
tahui
|
Ke
Surabaya
|
keSurabaya
|
b.
Fungsi prefiks ke-
1.
Prefiks ke- membentuk kata benda dari
kata yang bukan berasal dari kata benda. Peranan prefiks ke- dalam hal ini
sangat terbatas hanya pada bebeapa kata saja.
Contoh:
*ke
+ kasih = kekasih
*ke
+ tua = ketua
*ke
+ hendak = kehendak
Menurut
pengamatan penulis hingga sekarang belum ditemukan lagi fungsi ke- seperti pada
contoh tadi,selain hanya tiga bentuk di atas. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa prefiks ke- sebagai afiks asli tidak produktif/improduktif.
2.
Jika bentuk dasarnya termasuk kata
bilangan maka prefiks ke- tidak mengubah jenis kata.
Contoh:
@satu
+ ke = kesatu
@lima
+ ke = kelima
@seratus
+ ke = keseratus
@seribu
+ ke = keseribu
(bilangan bertingkat)
A.
Nosi Prefiks Ke-
1.
Pada kata benda : ketua,kekasih,dan
kehendak nosi prefiks ke- ialah: yang di.
Contoh:
#kekasih : yang dikasihi
#ketua : yang dianggap tua atau yang dituakan
#kehendak : yang dihendaki
2.
Jika bentuk dasarnya kata bilangan,maka
nosi prefiks ke- adalah: tingkah/tahapan/urutan.
Contoh:
#kesatu = tingkat pertama (tingkat I)
#kedua = tingkat dua (tingkat II)
#kelima = tingkat lima (tingkat V)
Catatan:
Penulisan bilangan tingkat dengan
mempergunakan bilangan/angka romawi tidak lagi mempergunakan imbuhan ke-.
3.
Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka
nosi prefiks ke- ialah: kelompok/kumpulan.
Contoh:
@kelima penjahat itu tertangkap
@keduanya anak Surabaya
@ketiga-tiganya ditahan di Polres
hari ini
Makna awalan ke- sebagai berikut:
a)
Menyatakan jumlah atau kumpulan
Contoh:
1. Ketiga
buku itu adalah trilogy novel karya Ahmad Tohari.
Ketiga=jumlah tiga
2. Seratus
orang itu akan diberangkatkan ke Aceh sebagai sukarelawan.
Keseratus=jumlah seratus
b)
Menyatakan urutan atau tingkat
Contoh:
1. Kantor
ayahku terletak di lantai ketiga Gedung Merdeka.
Ketiga:urutan nomor tiga
2. Ialah
orang keseratus yang mendaftarkan diri dalam lomba itu.
Keseratus:urutan nomor seratus
c)
Menyatakan yang di….
Contoh:
1. Fajar
Amantara menjadi ketua OSIS Periode 2005-2006.
Ketua=yang dituakan
2. Akhirnya
pemeran utama sinetron remaja itu menjadi sepasang kekasih.
Kekasih=yang dikasihi
3. Turutilah
kehendak orang tuamu selagi kamu dapat memenuhinya.
Kehendak=yang dikehendaki
Awalan
yang berfungsi membentuk kata benda yang bermakna “yang di…”hanya terdapat pada
tiga kata,yaitu ketua,kekasih dan kehendak.
Aturan pengimbuhannya adalah:
1.Untuk menyatakan arti ‘tingkat’ awalan Ke- harus
diimbuhkan pada kata bilangan utama; dan
letaknya sesudah kata benda yang diterangkannya.
Contoh: - Amir duduk di kursi ketiga dari depan.
Ketiga
artinya ‘(kursi) yang letaknya pada deretan nomor tiga (dari depan)’
-Dia tinggal di rumah keempat dari simpang jalan. Keempat artinya ‘(rumah) yang terletak pada nomor empat (dari simpang
jalan)’
2.Untuk menyatakan
makna ‘himpunan atau kumpulan’ awalan Ke- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama; dan letaknya di muka kata
benda yang diterangkannya.
Contoh: -Kedua
orang itu teman saya
-Kedua artinya ‘himpunan yang terdiri
dari dua (orang)’
-Ketiga
korban akhirnya meninggal di rumah sakit.
Ketiga artinya
‘himpunan yang terdiri dari tiga (orang).
3.Untuk menyatakan ‘kena atau tidak
sengaja’ awalan Ke- harus digunakan pada
kata kerja tertentu.
Contoh: -
Ayah ketipu sejuta rupiah.
Ketipu artinya
‘kena tipu’
-
Ada orang ketabrak mobil tadi pagi.
Ketabrak artinya ‘tidak sengaja kena tabrak’
Akhiran (sufiks/ sufix)
adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini
tidak pernah mengalami perubahan bentuk.
v .
Verba bersufiks –kan
Dalam prosesnya,sufiks
–kan bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+
sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek
dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk
pangkal(stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.
A.
Bentuk: bentuknya tidak berubah, di mana-mana tetap –kan
Verba bersufiks –kan digunakan dalam:
1. Kalimat
imperatif
Contoh: -Lemparkan bola itu ke
sini!
-Tuliskan namamu disini
-Gunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
2. Kalimat
pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba,dan subjeknya menjadi
sasaran tindakan
Contoh: -Rumah itu baru
-Jembatan itu akan mereka robohkan
-Tugas itu belum saya laksanakan
3. Keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba
Contoh: -Uang yang baru kami terima sudah habis lagi
-Kami melewati daerah yang sudah mereka amankan
Verba bersufiks –kan memiliki makna
gramatikal:
a.
Jadikan
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna(+ keadaan) atau (+sifat khas)
Contoh:-tenangkan → jadikan tenang
-putuskan
→ jadikan putus
-hutankan
→ jadikan hutan
-damaikan
→ jadikan damai
-satukan
→ jadikan satu
b.
Jadikan berada di
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna(+ tempat) atau (+ arah)
Contoh:-pinggirkan → jadikan berada di pinggir
-daratkan → jadikan berada di darat
-ketengahkan → jadikan berad di tengah
-tempatkan
→ jadikan berada di tempat
-gudangkan
→ jadikan berada di gudang
c.
Lakukan untuk orang lain
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran)
Contoh:-bukakan → lakukan buka(untuk orang lain)
-ambilkan
→ lakukan ambil(untuk orang lain)
-bacakan
→ lakukan baca(untuk orang lain)
d.
Lakukan akan
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran)
Contoh:-lemparkan
→ lakukan lempar akan
-hindarkan
→ lakukan hindar akan
-hapuskan
→ lakukan hapus akan
-kabulkan
→ lakukan kabul akan
-lompatkan → lakukan lompat akan
e.
Bawa masuk ke
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna(+ ruang)
Contoh:-asramakan → bawa masuk ke
asrama
-gudangkan → bawa masuk ke gudang
-rumahkan
→ bawa masuk ke rumah
-petikan
→ bawa masuk ke peti
a.
Fungsi akhiran –Kan
Membentuk
kata kerja transitif,yang dapat digunakan di dalam:
1.kalimat
perintah
Contoh: -Gunakan bahasa Inndonesia yang baik dan benar!
-Cepat
padamkan api itu!
2.kalimat pasif yang predikatnya
berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja,dan subjek menjadi sasaran perbuatan.
Contoh:
-Sungai itu akan kami lebarkan
(aspek) (pelaku) (kata kerja)
-Surat itu sudah
saya sampaikan
(aspek) (pelaku) (kata kerja)
3.keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang + (aspek)+pelaku+kata
kerja.
Contoh:
-Jembatan yang baru kami dirikan dihancurkan
banjir.
-Kami melewati daerah yang sudah mereka aman
b.
Arti:macam-macam
bidang arti yang dapat didukung oleh sufiks –kan adalah:
·
Menyatakan kausatif: pengertian kausatif berarti membuat,menyebabkan sesuatu:menerbangkan,melemparkan,menyebabkan,mengandangkan,mengemukakan,menyakitkan,membesarkan,merajakan,membukukan
dll.
·
Suatu variasi dari arti kausatif adalah
menggunakan sebagai alat,atau membuat dengan,misalnya:menikamkan
tombak,memukulkan tongkat
·
Menyatakan benefaktif,atau membuat untuk orang lain:
Membelikan
= membeli untuk
Meminjamkan
= meminjam untuk
·
Ada pula sufiks –kan yang sebenarnya merupakan ringkasan dari kata tugas akan
misalnya:
Sayangkan = sayang akan
Mengharapkan
= mengharap akan
Kasihkan = kasih akan
Sadarkan = sadar akan
BAB
III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Morfem adalah bentuk bahasa ( bentuk linguistik) yang
mempunyai makna baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu
kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata.
Awalan Se- tidak mempunyai variasi bentuk.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang
diimbuhinya.
Awalan Ke- tidak mempunyai variasi bentuk.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang
diimbuhinya.
Akhiran
(sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses
pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk.
Dalam prosesnya,sufiks –kan bila diimbuhkan pada
dasar yang memiliki komponen makna(+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk
verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada
dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal(stem) yang menjadi dasar
dalam pembentukan verba inflektif.
3.2 SARAN
Ø Memperbanyak buku referensi tentang morfem.
Ø Apabila ada
kesulitan dalam mempelajari morfem ANDA bisa menanyakan pada dosen.
Ø Memahami secara mendalam tentang morfem.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Chaer, Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia.Rineka Cipta:Jakarta.
·
Yasin, Sulchan.1987.Tinjauan
Deskritif Seputar Morfologi.Usaha Nasional:Surabaya.
·
Chaer,Abdul.2006.Tata
Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Rineka Cipta:Jakarta.
·
Keraf,Gorys.1982.Tata Bahasa Indonesia.Nusa
Indah:Jakarta.
0 comments:
Post a Comment