BAHASA INDONESIA VS BAHASA ALAY
Oleh:
Indah Sofiah
Abstrak
Penulis
memilih membahas judul ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada pembaca
mengenai perkembangan bahasa gaul (alay) yang sudah mulai menggeser keberadaan
bahasa indonesia sebagai alat komunikasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh
terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak
buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi
prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan
oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih
kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi
resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan
santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini
memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode,
alih kode maupun bahasa gaul. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari
bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan.
Kata-kata kunci : bahasa indonesia, bahasa
gaul (alay).
I.
Pendahuluan
Alay
adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan
yang menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling
terkenal adalah Anak layangan. Dominannya, istilah ini menggambarkan anak yang
menganggap dirinya keren secara gaya busananya. Menurut Koentjaraningrat, Alay
adalah gejala yang dialami pemuda dan pemudi bangsa Indonesia, yang ingin
diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya
tulisan, dan gaya berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan yang cukup
mengganggu masyarakat pada umumnya. Diharapkan sifat ini segera hilang, jika
tidak akan mengganggu masyarakat sekitar.
Bahasa
Alay itu sangat berbeda dari bahasa biasanya, awal mula kemunculan bahasa rumit
ini tak lepas dari perkembangan SMS atau layanan pesan singkat. Namanya pesan
singkat, maka menulisnya jadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa
terkirim hanya dengan sekali SMS. Selain itu juga agar tidak terlalu lama
mengetik dengan tombol handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba
menyingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti
dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip. Penggunaan
bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi massa karena
lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khayalak media
massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis.
Pesatnya
perkembangan jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya generasi
muda Indonesia dengan dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay
juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa
harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis. Akan tetapi,
munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap
bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi
muda zaman sekarang. Dalam ilmu linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam
bahasa baku dan tidak baku. Bahasa tidak baku biasanya digunakan dalam
acara-acara yang kurang formal.
II.
Pembahasan
Perkembangan teknologi dan
budaya asing saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari.
Terutama dalam kehidupan serta pergaulan remaja. Dengan semakin majunya
teknologi dan ditambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan
mengubah sikap, perilaku serta kebiasaan mereka. Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya hidup, seperti cara
berpakaian, tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (remaja) dalam
berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini berkaitan dengan
penggunaan bahasa.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1) bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Seiring dengan berkembangnya jaman, maka munculah modifikasi bahasa, atau dikenal dengan bahasa alay. Bahasa Alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas Alay. Fenomena bahasa alay menjadi menarik, karena tidak semua orang mau menerima bahasa Alay ini. Bahasa Alay sering digunakan oleh komunitas tersebut dalam SMS, atau status di Facebook dan Twitter. Entah karena banyaknya orang yang memakai tulisan alay sehingga berdampak banyak orang yang merasa terganggu sampai-sampai muncul grup antialay di Facebook. Apakah penggunaan bahasa Alay mempunyai pengaruh terhadap bahasa Indonesia? Dan bagaimana cara masyarakat menaggapi hal tersebut?.
Menurut
Pangabean (2006:17) menyimpulkan bahwa “penggunaan bahasa sandi itu akan
menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa karena lambang-lambang
yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khalayak, media massa atau
dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis”.
Pada
dasarnya ada dua hal utama yang menjadi perhatian remaja, yaitu identitas dan
pengakuan. Penulisan bahasa dengan ciri khasnya bisa jadi pembentukan kedua hal
di atas. Menurut Lina Meilinawati,
pengamat bahasa dari Fakultas Sastra Indonesia Unpad, ada dua hal alasan utama
remaja menggunakan bahasa tulis dengan ciri tersendiri (alay), “Pertama, mereka
mengukuhkan diri sebagai kelompok sosial tertentu, yaitu remaja. Yang kedua,
ini merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap dominasi bahasa baku atau
kaidah bahasa yang telah mapan,” jelasnya. Artinya, remaja merasa menciptakan
identitas dari bahasa yang mereka ciptakan sendiri pula. Remaja sebagai
kelompok usia yang sedang mencari identitas diri memiliki kekhasan dalam
menggunakan bahasa tulis di facebook. Ada semacam keseragaman gaya yang
kemudian menjadi gaya hidup (lifestyle) mereka. Remaja yang masih labil dan gemar meniru, sangat mudah tertular dan
memilih menggunakan bahasa ini daripada menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar. “Apalagi ada anggapan bahwa bahasa ini adalah bahasa gaul, sehingga
orang yang tidak menggunakannya akan dianggap ketinggalan jaman atau kuno.
Keberadaan
bahasa alay dianggap kaum muda sebagai alat komunikasi dalam pergaulan
sehari-hari. Baik lisan maupun tulisan, bahasa ini dianggap sebagai media
berekspresi. Namun, tanpa disadari, lama kelamaan bahasa alay bisa mengancam
eksistensi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena semakin jauh
berbeda dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. “Para pemuda
seharusnya bisa menempatkan dirinya dan mengikuti kaidah-kaidah Bahasa
Indonesia. Karena bahasa itu kan menunjukkan diri seseorang,” ujar Laksmi,
dosen Bahasa Indonesia Institut Pertanian Bogor kepada tim Liputan 6 SCTV,
Sabtu (9/10). Munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat
serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan
berbahasa generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu linguistik memang dikenal
adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa tidak baku biasanya
digunakan dalam acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi bahasa Alay
merupakan bahasa gaul yang tidak mengindahkan penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar .
Kita
ketahui bahwa Bahasa Indonesia itu sudah mulai dipenuhi oleh bahasa asing yang
mungkin saja dapat merusak. Namun, kita juga harus terbuka dengan hal-hal yang
baru tapi tidak mengindahkan tatanan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan
bahasa Alay oleh para remaja ABG mungkin dimaksudkan untuk menyingkat karakter
agar efisien atau agar orang tua yang kebetulan memergoki mereka ketika ber-SMS
atau mencuri-curi membuka hape anaknya menjadi pusing sendiri karena tidak
mengerti.
Nah,
kalau setiap hari para remaja kita sudah biasa ber-SMS sampai ratusan kali
dengan menggunakan bahasa Alay terus-menerus, tidak mustahil mereka menjadi
linglung ketika harus menjawab soal bahasa Indonesia yang mempunyai aturan baku
tentang penggunaan huruf besar dan kecil, tanda-tanda baca, dan lain-lain.
Masyarakat
berlain pendapat dalam menghadapi hal tersebut, ada yang menerima bahasa
tersebut ada juga yang merasa terganggu. Bagi mereka yang menerima bahasa Alay
beralasan karena mereka menganggap itu merupakan kreativitas. Jadi, biarkan
saja kaum muda itu menggunakan bahasa sandi mereka sendiri yang ditujukan
kepada komunitas mereka sendiri saja. Sedangkan bagi masyarakat lain yang
merasa terganggu dengan bahasa Alay, menganggap bahasa Alay sangat sulit
dipahami demikian juga penulisan dengan huruf alay sangat menyulitkan bagi
beberapa orang untuk membacanya.
Bagaimana
ciri-ciri bahasa yang dikategorikan dalam bahasa bentuk Alay? Apa dampak
positif (negatif) yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa Alay tersebut?. Dari
data yang penulis dapat ciri-ciri bahasa Alay, antara lain:
1.
Menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: “t3m4n, b350k k1t4 p3r91
yuuk”.
2.
Kapitalisasi yang sangat berantakkan. Contoh:”tEmAn, bEsOk kItA pErGi YuUuK”.
3.
Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf
seperti “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf yang tidak
perlu serta merusak EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa dibaca.
Mengganti huruf “s” dengan “c” sehingga seperti balita berbicara. Contoh:
“nanti Aq xmx kamyu deeech”, “xory ya, becok aQ gx bica ikut”.
Contoh-contoh
yang telah disebutkan di atas baru sedikit, ini artinya masih banyak lagi
kata-kata yang termaksud di dalamnya. Penggunaan bahasa Alay memiliki dampak
yang positif dan negatife. Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay
adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas dari menganggu atau tidaknya
bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi
bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat
dan komunikan yang tepat juga. Sedangkan
dampak negatif bagi
kelangsungan bahasa Indonesia antara lain :
1. Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi
bahasa baku.
2.
Masyarakat
Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3.
Masyarakat
Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena
merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.
Dulu
anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi
sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil
orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah
atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5.
Penulisan
bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia
yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada
penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.
Dampak
negatif lainnya, bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan
mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang
mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk
tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
memahaminya. .
Dengan
dibiasakannya diri seseorang untuk menggunakan bahasa Alay, maka dapat
menyulitkan dirinya sendiri. Bisa dibuktikan dengan tingkat kelulusan SMA tahun
ini. Banyak siswa-siswi SMA yang tidak lulus. Bahkan ada beberapa sekolah yang
siswanya tidak lulus semuanya. Penyebab terjadinya di antaranya karena,
keengganan mereka untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia. Mereka
lebih senang menggunakan bahasa Alay, karena lebih mudah dan merupakan bahasa
yang lagi musim saat ini. Mereka gengsi atau malu jika mereka tidak menggunakan
bahasa tersebut.
III.
Penutup
Tata
bahasa Indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat
Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut
terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai
kreativitas. Jika mereka tidak menggunakannya, mereka takut dibilang
ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan bahasa tersebut
diantaranya adalah digunakannya bahasa Alay.
Bahasa
Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah masyarakat Indonesia untuk
tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sebaiknya bahasa
Alay dipergunakan pada situasi yang tidak formal seperti ketika kita sedang
berbicara dengan teman. Atau pada komunitas yang mengerti dengan sandi bahasa
Alay tersebut. Kita boleh menggunakannya, akan tetapi jangan sampai
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia. Namun dengan demikian keberadaan
Bahasa Indonesia juga bisa teruji dengan hal-hal yang baru sehingga bisa lebih
menguatkan Bahasa Indonesia itu sendiri.
Kurangnya kesadaran
untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau
lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat. Salah satu
kebijakan untuk tetap melestarikan bahasa nasional adalah pemerintah bersama
segenap lapisan masyarakat menjunjung tinggi bahasa Indonesia agar tetap
menjadi bahasa yang dapat dibanggakan dan sejajar dengan bahasa-bahasa di
seluruh dunia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
negara kita dan juga sebagai identitas bangsa. Untuk itulah, kita sebagai
generasi muda, harus cermat dalam memilih serta mengikuti trend yang ada.
Jangan sampai merusak budaya bahasa kita sendiri.
Cintailah bahasa Indonesia !
Cintailah bahasa Indonesia !
Daftar Pustaka
Sofa.
2009. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja ,(online), (www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja , diakses, 26 Oktober
2009)
Pangabean,
Maruli. 2006. Bahasa Pengaruh dan
Peranannya. Jakarta: Gramedia.
Santoso,
Kusno Budi. 1990. Problematika Bahasa
Indonesia. Bandung: Angkasa.
Kompas,
5 Mei 2007.”Fenomena Bahasa Alay”,hlm 12.
2 comments:
artikelnya bagus, tapi daftar pustakanya kurang lengkap. Lebih bagus lagi kalau daftar pustaka nya di lengkapi
Mitra Penerjemah | Jasa penerjemah tersumpah di jakarta
Merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang jasa dan kami berdiri sejak tahun 2005
Kami melayani translation:
-CV
-Jurnal
-Abstrak
-Legalisasi dokumen
-Tugas Sekolah/Kuliah
-Esai/Karangan
-Dokumen penting (KK/KTP/Akta Kelahiran/Akta Tanah)
Kami juga menyediakan jasa: -SWORN TRANSLATOR resmi untuk kebutuhan pembuatan visa atau kedutaan.
File dapat dikirim melalui email:mitrapenerjemah@yahoo.com
Kontak Kami Alamat:
Jl. Olahraga 1 no.33B, Condet Raya-Jakarta Timur
Phone. 021-50448230 – 082123532858 (Whatsapp)
website kami: www.mitrapenerjemah.com
Post a Comment